Ketika kesucian cinta terhalang materi, akad nikah tak lagi menjadi tolak ukur satu niatan yang mulia. Sungguh ironis pernikahan menjadi barang mewah, hanya demi menjaga fitrah cinta dan takut menodai makna-nya begitu sulit rasanya mempersunting dan menyunting orang yang kita sayangi, harga emas tak pernah turun harganya. Syukur-syukur pasangan kita mengerti dengan keadaan dan keterbatasan yang kita miliki dan mau hanya dengan se-gram emas mengikat hati dalam perbedaan.
Lain anaknya, lain pula keinginan orang tua yang menganggap resepsi kalau tidak mewah hanya mempermalukan keluarga, tak cukup bermodal uang 5.000.000 rupiah dengan alasan harga kebutuhan pokok melonjak, belum biaya kepengurusan surat menyurat yang tidak cukup uang 200.000,- maklum negara ini masih memeluk mazhab “birokrasi kolong meja” mulai dari tingkat RT sampai kelurahan-nya saja semua berbau uang, sungguh mahal harga tanda-tangan dan stempel.
Lain anaknya, lain pula keinginan orang tua yang menganggap resepsi kalau tidak mewah hanya mempermalukan keluarga, tak cukup bermodal uang 5.000.000 rupiah dengan alasan harga kebutuhan pokok melonjak, belum biaya kepengurusan surat menyurat yang tidak cukup uang 200.000,- maklum negara ini masih memeluk mazhab “birokrasi kolong meja” mulai dari tingkat RT sampai kelurahan-nya saja semua berbau uang, sungguh mahal harga tanda-tangan dan stempel.
Selesai dengan aturan birokrasi kini didepan mata petugas urusan agama memasang tarif biaya penghulu dan segala tetek bengek-nya dengan sejuta dalih serta jurus pamungkas-nya “uang infak/ uang adminitrasi / upah nulis atau lain sebagainya, hanya demi “kamu sayang” lautan luas kan ku sebrangi, birokrasi kotor pun kan ku lewati. syukurlah walau membutuhkan waktu yang panjang hanya untuk mendapat selembar surat izin menikah aku rela hanya demi kamu.
Hari yang dinanti sudah didepan mata, biaya tenda, sewa gedung, cetak undangan, konsumsi, sampai uang make up yang orang tua mu pinta harus disiapkan juga. semua aku coba upayakan dan aku cari semampuku.
Saat-saat yang mendebarkan hanya tinggal menghitung detik saja, inilah waktu yang dinanti dari dua anak manusia, ketika nafsu-nya pun menjadi satu pahala dibandingkan aku berzinah. kini halal untuk ku dan halal untuk mu juga, bibir tipis-mu kusentuh tanpa ada rasa takut berdosa, jujur semua aku lakukan karena aku malu di lihat tuhan, aku takut kita hidup bersama di dalam siksa api neraka andai aku ikuti bisikan syaitan, yah, walau ia hanya mempromosikan tiket ke syurga-nya yang sesaat.
Jujur kamu begitu cantik, bak permaisyuri dan aku raja walau sehari saja. tetapi inilah gerbang pintu syurga yang tuhan siapkan untuk kita. di atas ranjang pelaminan dengan aroma bunga setaman dan hiasan pernak-perniknya begitu indah bukan ?? inilah waktu yang kita nanti. Sungguh tak aku dapatkan kenikmatanya karena pikiran-ku jauh menerawang karena semua biaya pernikahan ini aku peroleh dari hutang.
Hari yang dinanti sudah didepan mata, biaya tenda, sewa gedung, cetak undangan, konsumsi, sampai uang make up yang orang tua mu pinta harus disiapkan juga. semua aku coba upayakan dan aku cari semampuku.
Saat-saat yang mendebarkan hanya tinggal menghitung detik saja, inilah waktu yang dinanti dari dua anak manusia, ketika nafsu-nya pun menjadi satu pahala dibandingkan aku berzinah. kini halal untuk ku dan halal untuk mu juga, bibir tipis-mu kusentuh tanpa ada rasa takut berdosa, jujur semua aku lakukan karena aku malu di lihat tuhan, aku takut kita hidup bersama di dalam siksa api neraka andai aku ikuti bisikan syaitan, yah, walau ia hanya mempromosikan tiket ke syurga-nya yang sesaat.