Senang mengenalmu, dan kini cukup sangat dekat. Banyak cerita yang kita tulis bersama. Tidak perlu selalu dalam abjad atau aksara, terkadang lebih aman untuk kita simpan bersama dalam hati yang terdalam. Walau sering ada kerutan kecil dalam hidup, antara kita berdua, anehnya Anggrek itu membuat kita lebih dewasa.
Ada mimpi yang kita ingin petik bersama, lebih tepatnya ingin kita ciptakan. Dan itu banyak serta mulia, membuat rumah kecil untuk kita berdua atau berjalan entah di rimba yang mana, mengajarkan pada anak-anak kita mungkin, tentang indahnya hidup menelusuri sungai. tidur di atas rerumputan yang hijau, kita sepakat agar mereka tidak canggung mengenal dunia, tahu pada akhirnya dunia tempat leluhur mereka tidak baik lagi. kecurigaan, persaingan keji, tumpas-menumpas, ketakutan manusia, hilangnya kepedulian.
Lalu mereka akan bertanya sambil memegang dagu berfikir, menirukan seseorang,
"Kenapa kita harus lahir Ayah, Bunda?"
Apa perlu jawaban Anggrek. Ah. pasti segera kata-kata mengalir, meyakinkan menenangkan, kau usahakan. aku hanya akan tersenyum, bahagia melihatmu. sungguh. Kita akrab dengan hujan, dengan jalan-jalan yang telah lama kita tinggalkan.
Masih ingat, seorang pembaca garis tangan amatiran membaca garis jemarimu. Kau hanya tertawa waktu itu, kenapa? analisisku dangkal, salah semua kah?
Ah tak mengapa. aku hanya tahu hari ini, beberapa jam lagi, pada waktu yang tepat, ada seseorang yang akan sangat berbahagia. mungkin tidak ada bunga, tidak ada coklat, tidak ada boneka, hanya sebuah rasa syukur, untuk usia yang bertambah, untuk kesadaran kedewasaan.
Keberanian meninggalkan hal yang tidak perlu dilakukan seorang wanita dewasa, keteguhan hati yang tetap dipertahankan.
aku kini tahu, moga-moga ikhtiarku benar.
Kamu gadis dibalik garis tanganku.
Kamu yang telah membenci dan kubenci.
0 komentar:
Posting Komentar