Blogger templates

Pages

Minggu, 31 Juli 2011

Marhaban ya Ramadhan....

Sudah lama rasanya aku tak mendengar mulutku menguntai indahnya bait-bait al-Qur’an, hampir satu tahun Al-Qur’an kitab suciku itu dan umat islam yang seharusnya ku agung-agungkan, dan menjadi pijakanku, hanya kujadikan pajangan di tumpukan buku-bukuku, debu-debu mulai membungkusnya dan mengotorinya, sarang laba-laba mulai menyelimutinya, mereka tahu kalau Al-Qur’an itu telah kusia-siakan, tak pernah kubuka dan kubaca, namun hatiku tak pernah terketuk sedikitpun, walaupun hanya untuk membersihkannya dari debu-debu yang membalutnya, apalagi membuka dan membacanya. Aku tak akan menyalahkan setan yang telah menang atas diriku, memang ini kesalahanku, hamba yang tak pandai bersyukur kepada Tuhan atas nikmat-Nya.

Bukan cuma ngaji saja yang telah hilang dariku, kelakuan-kelakuan yang seharusnya melekat dan menjadi identitas pada seorang muslim sepertiku, sudah jarang kudapati pada diriku, shalat hanya sekedar seinginku saja atau shalat tanpa ada resapan makna melakukannnya, tak merasa aku sedang menghadap raja di raja, hanya sekedar cukup menggugurkan kewajibanku seorang muslim, ketika aku meninggalkannyapun, tak pernah ada penyesalan, biasa-biasa saja. Hatiku benar-benar telah mati, mungkin ini karena aku jauh dari-MU yang tak pernah mengindahkan aturan-aturan-MU selalu bertindak sekehendak sendiri. Memuji kebesaran-MU juga sudah aku jarang lakukan walaupun hanya tiga butir jagung saja. Tak pantas rasanya aku menatap-Mu Tuhanku. Tertunduk malu dengan apa yang telah aku lakukan.

Aku beruntung menjadi seorang muslim, punya Tuhan sebaik engkau ya Allah, Tuhan yang Maha Pengasih dan penyayang, walaupun hambamu ini selalu durhaka kepada-MU, namun nikmat-Mu masih kau kucurkan kepadaku tak ada kekurangan apapun, seandainya kondisi ini di balik, Aku menjadi tuhan, mungkin telah aku campakkan hamba-hambaku yang durhaka kepadaku namun tidak dengan diri-MU, masih kau buka lebar pintu rahmat-Mu untuk hambamu memperbaiki diri.

Kini mulai kubersihkan debu-debu yang melekat,jaring-jaring laba-laba yang membungkus pada kitab suciku itu, mulai ku buka lembar demi lembar, kumulai eja ayat demi ayat-ayat, surat demi surat, tersiram sudah gersangnya hati ini yang selama ini belum dapat kucurann hujan, rinduku muali terobati, yang sebenarnya hanya butuh paksaan untuk memulai tak butuh keberanian, aku mulai kembali kepada-Mu tuhan.mulai ku sulam kembali pakaian-pakaianku yang sobek. Walaupun dengan merangkak aku aku menitih jalanmu kembali, saya yakin pintu maaf-MU masih engkau buka lebar untuk diriku, walaupun diriku selalu membangkang pada diri-Mu.

Ya Allah ya tuhanku, tuhan yang maha pengasih dan penyayang, ampunilah diriku ini, ampuni dosa-dosaku, sesungguhnya hidup dan matiku hanya untuk-MU, istiqamahkan aku untuk selalu dijalan-Mu, jalan yang lurus jalan orang-orang yang engkau rahmati. Jalan-jalan para kekasih-MU, kuatkan imanku dari godaan syetan yang terkutuk.

Semoga hambamu mendapatkan hidayah pada bulan suci ini, amiii...
Rabbana atinaa fiddunya haasanah wafil akhirati hasanah wakqina adzabannar.

Sabtu, 30 Juli 2011

Hidup Bukanlah Rutinitas

Berapa umur anda saat ini?
20 tahun, 30 tahun, 45 tahun atau bahkan 60 tahun...
Berapa lama anda telah melalui kehidupan anda?
Berapa lama lagi sisa waktu anda untuk menjalani kehidupan?
Tidak ada seorang pun yang tahu kapan kita mengakhiri hidup ini.

Matahari terbit dan kokok ayam menandakan pagi telah tiba. Waktu untuk kita bersiap melakukan aktivitas, sebagai karyawan, sebagai pelajar, sebagai seorang profesional, dll.
Kita memulai hari yang baru. Macetnya jalan membuat kita semakin tegang menjalani hidup. Terlambat sampai di kantor, itu hal biasa. Tugas kuliah menumpuk, tugas lainnya yang membuat kepala pusing. Tak terasa, siang menjemput..."Waktunya istirahat..makan-makan.." Perut lapar, membuat manusia sulit berpikir. Otak serasa buntu. Pekerjaan menjadi
semakin berat untuk diselesaikan. Matahari sudah berada tepat diatas kepala. Panas betul hari
ini...

Akhirnya jam istirahat selesai, waktunya kembali bekerja...Perut kenyang, bisa jadi kita bukannya semangat bekerja malah ngantuk. Aduh tapi pekerjaan kok masih banyak yang belum selesai. Mulai lagi kita kerja, kerja dan terus bekerja sampai akhirnya terlihat di sebelah barat...

Matahari telah tersenyum seraya mengucapkan selamat berpisah. Gelap mulai menjemput. Lelah sekali hari ini. Sekarang jalanan macet. Kapan saya sampai di rumah. Badan pegal sekali, dan badan rasanya lengket. Nikmat nya air hangat saat mandi nanti. Segar segar...

Ada yang memacu kendaraan dengan cepat supaya sampai di rumah segera, dan ada yang berlarian mengejar bis kota bergegas ingin sampai di rumah. Dinamis sekali kehidupan ini.
Waktunya makan malam tiba. Sang istri atau mungkin Ibu kita telah menyiapkan makanan kesukaan kita. "Ohh..ada sop ayam”. "Wah soto daging buatan ibu memang enak sekali".
Suami memuji masakan istrinya, atau anak memuji masakan Ibunya. Itu juga kan yang sering kita lakukan...
Selesai makan, bersantai sambil nonton TV. Tak terasa heningnya malam telah tiba. Lelah menjalankan aktivitas hari ini, membuat kita tidur dengan lelap. Terlelap sampai akhirnya pagi kembali menjemput dan mulailah hari yang baru lagi.

Kehidupan...ya seperti itu lah kehidupan di mata sebagian besar orang. Bangun, mandi, bekerja, makan, dan tidur adalah kehidupan. Jika pandangan kita tentang arti kehidupan sebatas itu, mungkin kita tidak ada bedanya dengan hewan yang puas dengan bisa bernapas, makan, minum,melakukan kegiatan rutin, tidur. Siang atau malam adalah sama. Hanya rutinitas...sampai akhirnya maut menjemput.

Memang itu adalah kehidupan tetapi bukan kehidupan dalam arti yang luas. Sebagai manusia jelas kita memiliki perbedaan dalam menjalankan kehidupan. Kehidupan bukanlah sekedar rutinitas. Kehidupan adalah kesempatan untuk kita mencurahkan potensi diri kita untuk orang lain. Kehidupan adalah kesempatan untuk kita berbagi suka dan duka dengan orang yang kita sayangi.

Kehidupan adalah kesempatan untuk kita bisa mengenal orang lain. Kehidupan adalah kesempatan untuk kita melayani setiap umat manusia. Kehidupan adalah kesempatan untuk kita mencintai pasangan kita, orang tua kita, saudara, serta mengasihi sesama kita. Kehidupan adalah kesempatan untuk kita belajar dan terus belajar tentang arti kehidupan. Kehidupan adalah kesempatan untuk kita selalu mengucap syukur kepada Yang Maha Kuasa..
Kehidupan adalah ... dll.

Begitu banyak Kehidupan yang bisa kita jalani.
Berapa tahun anda telah melalui kehidupan anda ?
Berapa tahun anda telah menjalani kehidupan rutinitas anda ?
Akankah sisa waktu anda sebelum ajal menjemput hanya anda korbankan untuk sebuah rutinitas belaka ?

 Kita tidak tahu kapan ajal akan menjemput, mungkin 5 tahun lagi, mungkin 1tahun lagi, mungkin sebulan lagi, mungkin besok, atau mungkin 1 menit lagi. Hanya Tuhanlah yang tahu...
Pandanglah di sekeliling kita...ada segelintir orang yang membutuhkan kita. Mereka menanti kehadiran kita. Mereka menanti dukungan kita. Orang tua,saudara, pasangan, anak, sahabat dan sesama......
Serta Tuhan yang setia menanti ucapan syukur dari bibir kita.

Bersyukurlah padaNYA setiap saat bahwa kita masih dipercayakan untuk menjalani kehidupan ini. 
Buatlah hidup ini menjadi suatu ibadah. 

Apa Kabar Cinta?

Senang mengenalmu, dan kini cukup sangat dekat. Banyak cerita yang kita tulis bersama. Tidak perlu selalu dalam abjad atau aksara, terkadang lebih aman untuk kita simpan bersama dalam hati yang terdalam. Walau sering ada kerutan kecil dalam hidup, antara kita berdua, anehnya Anggrek itu membuat kita lebih dewasa.

Ada mimpi yang kita ingin petik bersama, lebih tepatnya ingin kita ciptakan. Dan itu banyak serta mulia, membuat rumah kecil untuk kita berdua atau berjalan entah di rimba yang mana, mengajarkan pada anak-anak kita mungkin, tentang indahnya hidup menelusuri sungai. tidur di atas rerumputan yang hijau, kita sepakat agar mereka tidak canggung mengenal dunia, tahu pada akhirnya dunia tempat leluhur mereka tidak baik lagi. kecurigaan, persaingan keji, tumpas-menumpas, ketakutan manusia, hilangnya kepedulian.
Lalu mereka akan bertanya sambil memegang dagu berfikir, menirukan seseorang,
"Kenapa kita harus lahir Ayah, Bunda?"
Apa perlu jawaban Anggrek. Ah. pasti segera kata-kata mengalir, meyakinkan menenangkan, kau usahakan. aku hanya akan tersenyum, bahagia melihatmu. sungguh. Kita akrab dengan hujan, dengan jalan-jalan yang telah lama kita tinggalkan. 

Masih ingat, seorang pembaca garis tangan amatiran membaca garis jemarimu. Kau hanya tertawa waktu itu, kenapa? analisisku dangkal, salah semua kah?
Ah tak mengapa. aku hanya tahu hari ini, beberapa jam lagi, pada waktu yang tepat, ada seseorang yang akan sangat berbahagia. mungkin tidak ada bunga, tidak ada coklat, tidak ada boneka, hanya sebuah rasa syukur, untuk usia yang bertambah, untuk kesadaran kedewasaan.

Keberanian meninggalkan hal yang tidak perlu dilakukan seorang wanita dewasa, keteguhan hati yang tetap dipertahankan.
aku kini tahu, moga-moga ikhtiarku benar.
Kamu gadis dibalik garis tanganku.
Kamu yang telah membenci dan kubenci.